MUQODDIMAH NGROWO


Nyapu Utek

Sejarah daerah Tulungagung (sejarah lokal) tiada habis-habisnya untuk terus dipelajari, dikaji, dan dipahami. Sebagaimana khazanah kehidupan dan kearifan lokal masyarakatnya begitu luas aspek kajiannya. Memanjakan kajian-kajian tersebut perlu sentuhan dari para tangan-tangan halus yang mampu menempatkan wawasan pengetahuan dan kesantunan. Pada dasarnya sejarah lokal telah menghadirkan berbagai kajian serta wacana pemikiran dari skala sederhana untuk ditarik benang merah nilai-nilai keluhuran para pendahulu. Untuk itu halaman muwoddimah.ngrowo.blog ini mencoba menghadirkan pengetahuan sederhana terkait kearifan lokal kemanusiaan dan peradaban di skala daerah Tulungagung.


Tajuk Pemikiran

Memudarnya mengenai pengetahuan lokal (identitas kedaerahan) memang patut untuk diperhatikan dan segera ditindak lanjuti sebagai wujud tindakan respons dari adanya akan termusnahkanya pengetahuan lokal dari sudut pandang generasi modern. Ragam pengetahuan lokal sudah sepatutnya dihadirkan pada halaman digital, media sosial, dan ruang baca elektronik. Memudahkan akses bagi generasi modern agar lebih mudah mengetahui mengenai tanah kelahirannya. Nama Tulungagung sudah tidak asing didengar, apalagi diketahui keberadaannya, sebuah daerah yang menyimpan kearifan lokal masyarakatnya (sejarah, budaya, seni, religi, dan lainnya). Bentukan identitas kedaerahan tidak terlepas dari adanya perjalanan untuk bertahan hidup para leluhur (05/09/2023).


Lokalitas Tulungagung

Ruang dalam Masjid Jami’ Al Muhajirin yang berada di Desa Gedangsewu, Tulungagung. Interior masjid nampak begitu klasik, dipadukan dengan warna bernuansa syahdu. Bersejarah sekali bangunan masjid tersebut, yang mana pada zaman dulunya benda-benda di Masjid Jami’ Al Muhajirin, dulunya berasal dari Masjid Agung Al Munawwar Kota Tulungagung.